SURABAYA – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) tahun ini kembali menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) secara luar jaringan (luring). Mengingat dua tahun terakhir penyelenggaraannya secara dalam jaringan (daring).
Baca juga:
GPPMMA Aikai Gelar Seminar Sehari
|
PKKMB di lingkup FIB UNAIR mengusung tajuk Bersatu dalam Wahana Budaya (Bradanaya). Tajuk tersebut merupakan nama turun-temurun dari angkatan sebelumnya. Bradanaya 2022 dilaksanakan pada Kamis-Jum’at (25-26/8/2022).
“Kegiatan Bradanaya yang secara luring ini menjadi pemyemangat tersendiri bagi para mahasiswa baru (maba). Mereka menjadi lebih interaktif ketika sesi diskusi. Bradanaya ini sekaligus menjadi momentum pembuka energi bagi maba, ” tutur Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB UNAIR Irkham Ulumuddin.
Karena itu, menanggapi semangat maba tersebut, Irkham mengatakan bahwa BEM FIB UNAIR 2022 telah mempersiapkan wadah. Yakni, melalui berbagai organisasi mahasiswa di FIB UNAIR, para maba dapat menyalurkan semangat melalui ide-ide dan keaktifan mereka.
“Harapannya agar maba mampu menyerap ilmu-ilmu di Bradanaya 2022 ini. Namun, semoga semangat maba ini tidak putus sampai di situ sehingga melanjutkannya ketika masa perkuliahan mereka, ” ujar Irkham.
Tantangan Bradanaya 2022
Ketua pelaksana Bradana 2022 Bakdiyatul Mukarromah menuturkan bahwa mengoordinasikan Bradanaya secara luring menjadi tantangan tersendiri baginya. Pasalnya ketika dirinya menjadi peserta Bradanaya saat itu masih dilakukan secara daring.
“Agak menjadi tantangan tersendiri memang Bradanaya 2022. Terlebih bahwa FIB tahun ini menerima maba tunanetra. Karena itu, kami panitia harus saling berkoordinasi dengan fakultas dan dengan para senior, ” terang Bakdi, sapaan akrabnya.
Ada Lebih dari 500 Mahasiswa
Tahun ini jumlah mahasiswa baru (maba) FIB UNAIR mencapai 533 mahasiswa. Dari jumlah tersebut maba terbagi dalam 30 kelompok. Nama-nama kelompok yang dipakai untuk tahun ini adalah nama sejarawan, sastrawan, dan para filsuf.
“Pemilihan nama tersebut sekaligus sebagai pemantik para maba agar mengetahui tokoh-tokoh yang kiranya akan sering muncul di kelas perkuliahan mereka. Kami juga menggunakan nama-nama yang sekiranya baru bagi mereka karena tidak tercantum pada ruang-ruang di FIB UNAIR, ” kata Bakdi.
Penulis: Fauzia Gadis Widyanti
Editor: Feri Fenoria