SURABAYA - Prestasi demi prestasi terus diraih Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, tiga mahasiswa ITS berhasil boyong juara pertama pada Kompetisi Manajemen Nasional (KMN) 2022 setelah taklukkan tantangan demi tantangan dalam kompetisi business case tersebut.
Ialah Muhammad Rafi Daffa Muasfar dan Valeska Enrona yang berasal Departemen Manajemen Bisnis, serta Anindya Zhafira Noer Hafizhah dari Departemen Aktuaria. Tiga mahasiswa yang tergabung dalam tim Malang Ada di BSD ini berhasil amankan gelar juara setelah beradu strategi, kemampuan analisis, dan berpikir kritis dengan sembilan finalis lain yang berasal dari universitas berbeda.
Ketua tim Muhammad Rafi Daffa Muasfar mengungkapkan, bahwa dalam kompetisi yang berlangsung selama dua bulan hingga Minggu (16/10) tersebut, ia dan timnya menaklukkan tiga babak yakni top ten, top eight, dan grand final. Ketiga babak tersebut menghadirkan tantangan yang berbeda-beda.
Pada babak top ten, diberikan tiga studi kasus dengan topik pemasaran, keuangan, dan keamanan siber untuk diselesaikan dan kemudian dipresentasikan di hadapan dewan juri. Dalam mempersiapkan tahap tersebut, pria yang akrab disapa Raffa ini membagikan tugas kepada tiap anggota tim sesuai kapabilitas masing-masing. “Setiap anggota harus menganalisis dan melakukan riset primer pada tiap studi kasus yang difokuskan, ” jelasnya, Rabu (26/10/2022).
Tim Malang Ada Di BSD usai menerima penghargaan Kompetisi Manajemen Nasional 2022
Lebih lanjut, untuk menaklukkan tantangan pada kompetisi tersebut, mereka menggunakan strategi empat kerangka berpikir. Strategi tersebut terdiri dari identifikasi masalah, riset primer, solusi, dan implementasi. Melalui strategi ini, para anggota tim dapat berpikir secara cepat dan tepat dalam analisis serta presentasi. “Alur berpikir kami jadi sistematis sehingga saat memaparkan jawaban lebih runtut dan jelas, ” ucap pria asal kota Malang ini.
Dari babak top ten, dipilih delapan tim terbaik untuk maju ke babak top eight. Pada babak tersebut, kemampuan berpikir kritis tim Malang Ada di BSD diuji melalui cerdas cermat. Salah satu anggota tim, Valeska, mengaku tidak ada persiapan khusus untuk babak ini. “Kami sudah cukup familiar dengan cerdas cermat lantaran pembelajaran di aktif kelas telah membiasakan kami menjawab studi kasus yang diberikan, ” ujarnya.
Berhasil menjawab empat dari lima soal, tim yang beranggotakan mahasiswa tahun kedua ini sukses melaju ke babak grand final. Pada babak tersebut, empat tim akan diberikan mosi debat dan dibagi menjadi tim pro dan kontra. Meskipun harus mengubah pendapat menjadi kontra dalam waktu 15 menit, berkat kerjasama yang baik, tim Malang Ada di BSD berhasil menyelesaikan babak tersebut dan menyabet gelar juara.
Kemenangan tak membuat mereka cepat berpuas diri. Kompetisi ini menjadi batu loncatan bagi mereka untuk terus mengembangkan diri dan eksplorasi wawasan sebagai bekal di kompetisi-kompetisi berikutnya. “Kami harus lebih memperbanyak referensi dan eksplorasi cara berpikir sebelum berkompetisi di masa mendatang, ” tutup Valeska. (*)
Reporter: ion2
Redaktur: Raisa Zahra Fadila
surabaya