SURABAYA, - Tim mobil hemat energi, Antasena dan Sapuangin, dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir prestasi membanggakan di tingkat internasional. Kali ini, masing-masing tim berhasil meraih juara ketiga pada kategori Urban Concept Internal Combustion Engine dan Prototype Hydrogen Fuel Cell pada ajang Shell Eco-Marathon (SEM) 2022 Asia Pasifik dan Timur Tengah yang diumumkan usai final, Sabtu (15/10/2022).
Kompetisi tahunan yang menuntut peserta lomba untuk membuat mobil hemat energi ini terbagi menjadi dua program, di antaranya On-Track Programme dan Virtual Programme. Setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi, tahun ini On-Track Programme kembali digelar secara luring yang berlokasi di Indonesia, tepatnya di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Gelaran On-Track Programme terbagi menjadi dua kategori kendaraan, yaitu Prototype dan Urban Concept serta tiga kategori energi yaitu Internal Combustion, Battery-Electric, dan Hydrogen Fuel Cell. Kompetisi bergengsi yang diadakan oleh perusahaan migas Shell ini diikuti oleh lebih dari 11 negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah seperti India, Kazakhstan, Korea, Singapura, Saudi Arabia, dan lainnya.
General Manager Tim Antasena ITS Geraldy Rafi mengatakan, pada kompetisi Shell Eco-Marathon 2022 ini timnya dengan mobil andalan Antasena Alpha turun pada kategori kelas kendaraan Prototype Concept dengan kategori energi Hydrogen Fuell Cell. Pada kategori ini, peserta ditantang untuk mendesain mobil dengan bahan yang kuat namun ringan, efisiensi fuel cell dan motor electric yang tinggi, sistem transmisi dengan friksi yang rendah, dan integrated sensor untuk mengomunikasikan kondisi mobil kepada driver.
Untuk menjawab tantangan tersebut, menurut mahasiswa yang kerap disapa Gery ini, Antasena Alpha dirancang dengan desain bodi yang lebih aerodinamis berbahan komposit karbon fiber yang memiliki sifat rigid dan ringan. Hal itu merupakan kunci utama dari mobil hemat energi. “Selain itu, Antasena Alpha ini juga menggunakan chassis tipe ladder frame berbahan aluminium yang ringan dan kuat untuk menopang beban sekitar 150 kilogram, ” jelas Gerry.
Mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini melanjutkan, pengembangan juga dilakukan pada sistem transmisi dengan melakukan peningkatan efisiensi sistem transmisi pada bagian penggerak yang menggunakan DC motor. Selain itu, faktor penting yang juga berpengaruh pada mobil hemat energi yaitu velg dan ban. Mobil Antasena Alpha menggunakan velg dengan material komposit karbon fiber dan ban yang ringan dengan jenis flat tire.
Dengan berbagai inovasi yang dikembangkan tersebut, Antasena Alpha mampu melaju dengan efisiensi bahan bakar 228 kilometer per meter kubik. Hingga akhirnya berhasil mengantarkan Tim Antasena ITS menjadi juara tiga pada kategori tersebut. “Ke depan, harapannya Tim Antasena ITS dapat tampil lebih baik lagi dan membawa pulang piala Winners di Shell Eco-Marathon On-Track Program 2023 mendatang, ” pungkasnya penuh harap.
Tim lain yang tak kalah membanggakan adalah Tim Sapuangin ITS dengan mobil Sapuangin XI Evo 3 yang juga turut berkompetisi di SEM 2022. Tim ini berhasil meraih posisi ketiga pada kategori Urban Concept dan kategori energi Internal Combustion. Tantangan yang diberikan pada kategori ini yaitu melakukan balapan tiga lap dengan total jarak 12, 7 kilometer dan batas waktu 30 menit. Tim Sapuangin mampu menaklukkan tantangan tersebut dengan hasil efisiensi bahan bakar sebesar 270 kilometer per liter.
General Manager Tim Sapuangin ITS William Mikhael Parlindungan mengungkapkan, timnya sudah mengikuti ajang bergengsi dunia ini sejak tahun 2010 secara berturut-turut. Sejak tahun 2010 itu pun, Tim Sapuangin tidak pernah absen untuk mempertahankan raihan gelar juara dan penghargaan dari berbagai kategori yang diadakan. “Tahun ini menjadi tahun ke-12 Tim Sapuangin mengikuti ajang SEM, ” terangnya.
William mengakui jika tim universitas-universitas dari Indonesia lainnya memiliki jiwa kompetitif yang tinggi sehingga membuat mereka menjadi lawan terberat bagi tim Sapuangin pada ajang SEM 2022 ini. Namun, dengan usaha dan kerja keras, Tim Sapuangin dapat membawa pulang penghargaan. “Harapannya, kami akan kembali dengan inovasi-inovasi terbaik untuk menunjang hasil yang lebih baik ke depannya, ” tandas mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini optimistis.
Penghargaan tersebut bukanlah satu-satunya yang diraih oleh Tim Antasena dan Sapuangin ITS pada SEM 2022 ini. Pada kategori lomba Virtual Programme, Tim Antasena dan Sapuangin masing-masing menjadi juara pertama Communication Award dan juara pertama Data and Telemetry Award. Tidak hanya itu, pada kategori lomba Autonomous Programming Competition tingkat global, Tim Antasena meraih juara pertama dan Tim Sapuangin membawa pulang juara ketiga. (HUMAS ITS)
Reporter: Tyara Novia Andhin