SURABAYA – Universitas Airlangga menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN). Kegiatan itu dilakukan di Kantor Manajemen Kampus MERR-C UNAIR pada Kamis (13/10/2022).
Kepala BSrE BSSN Jonathan Gerhard Tarigan menyampaikan bahwa transformasi di Indonesia telah berkembang masif. Jika perkembangan itu tidak disediakan ruang serta dikembangkan, maka Indonesia akan tergerus.
“Itu karena pemain-pemain global sudah sangat banyak, Pak. Penyelenggara sertifikasi elektronik global hampir menguasai 90% market capital, Pak. Baik swasta maupun pemerintahan, ” ucapnya.
Jonathan mengatakan bahwa pada tahun 2012 telah ada Undang-Undang ITE tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Namun, pelaksanaan itu kurang optimal karena lingkungan yang tidak mendukung.
“Cuman memang harus ada unsur pemaksanya, Pak. Kalau kemarin kami dengan ibu menteri keuangan menyebutkan unsur pemaksa negara kita ini Covid-19, Pak, ” katanya.
Menurut Jonathan, Covid-19 telah merubah cara berpikir Negara Indonesia. “Karena pandemi Covid-19 berbicara tentang kebiasaan kita untuk melakukan hal-hal yang sudah tidak signifikan lagi atau tidak relevan lagi dengan kebiasaan bangsa kita, Pak.”
Jonathan juga menjelaskan bahwa pada generasi milenial terdapat tren penggunaan aplikasi pesan makan secara online. “Kalau perlu orang tua mau apa di Go-Send aja. Tapi ya gitulah tren saat ini, Pak, ” jelasnya.
Menurut Jonathan, dokumen merupakan salah satu sarana penularan Covid-19. Kata ia, bahwa salah satu Bupati terjangkit Covid-19 pasca satu bulan dilantik.
Baca juga:
Catatan Akhir Tahun KPK Menyongsong 2022
|
“Karena dokumen-dokumen yang ia tanda tangan pada waktu itu memang menjadi media transmisi untuk Covid-19, ” katanya.
Kata Jonathan, saat ini BSre BSSN telah bekerja sama dengan kurang lebih 490 instansi, dari pemerintah pusat, daerah, hingga universitas. Ia berharap pihaknya tidak berhenti di situ dengan mengoptimalkan era digitalisasi ini.
“Kita kadang terlalu takut berubah karena unsur pemaksanya itu tidak ada. Dan pada Post Pandemi ini kalau kata Rhenald Kasali, kita mau ketinggalan atau ikut disrupsi ini. Momentum disrupsi mau kita manfaatkan, kita harapkan bisa bertransformasi bersama, ” ucapnya.
Menutup pertemuan itu, Jonathan berharap transformasi di UNAIR berjalan lancar serta tercapainya tujuan pihak BSrE BSSN dan UNAIR.
“Dan kita bisa fokus pada core business kita. Bapak ibu pada pelayanan pendidikan, kami di keamanan informasi. Sinergitas terbangun, menuju 2024 Indonesia Emas, ” tutupnya.
Penulis: Muhammad Mu’afa Rahman
Editor: Feri Fenoria